Saat ini, terdapat miskonsepsi mengenai transisi PAUD ke SD. Menanggulangi hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang mengadakan Forum Group Discussion dengan tema “Pendampingan Dinas Pendididkan dan Forum Komunikasi PAUD SD untuk Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” pada Jumat, 14 Juli 2023 bertempat di The Center of Excellence Kota Magelang. Ibu Hj. Niken Ichtiaty, S.Si selaku Bunda PAUD Kota Magelang dan Bapak Imam Baihaqi, S.Pd.,M.Pd, selaku Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, diundang dalam acara tersebut sebagai narasumber. Acara tersebut juga dihadiri oleh guru guru PAUD, TK, dan SD se-Kota Magelang sebagai peserta Forum Group Discussion.

Dalam forum tersebut, disampaikan mengenai miskonsepsi dalam transisi PAUS ke SD. Miskonsepsi tersebut antara lain mengenai kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada calistung, kemampuan calistung dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar dan dibangun secara instan, serta tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD. Untuk mengakhiri miskonsepsi tersebut, telah ditetapkan tiga target perubahan yang akan dimulai sejak tahun ajaran baru.

Target pertama ialah satuan pendidikan perlu menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD. Disampaikan oleh Bapak Imam Baihaqi dalam acara tersebut bahwa kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ialah semua kepala sekolah baik PAUD, TK, maupun SD harus menandatangani kesepakatan bahwa di dalam proses transisi dari PAUD ke SD tidak ada calistung. Menanggapi miskonsepsi mengenai tes calistung, beliau menambahkan, “Kadang kadang orang tua senang ketika anak TK sudah mampu membaca. Jadi ada tuntutan dari orang tua. Padahal tidak itu diperbolehkan. Akhirnya, sekolah sekolah tertentu karena tuntutan itu kemudian mengajarkan calistung.”

Target kedua, menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama (di PAUD dan SD). Ibu Niken dalam forum tersebut menjelaskan alasan mengapa masa pengenalan lingkungan sekolah selama 2 minggu perlu diterapkan, “Karena memang kadang kadang ada anak yang untuk masuk ke lingkungan baru dia agak kesulitan. Jadi butuh transisi.” Beliau juga menjelaskan bahwa dalam waktu tersebut, guru dapat mengamati kecenderungan anak anak yang nanti akan menjadi peserta didiknya.

Target ketiga ialah menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak (di PAUD dan SD). Enam kemampuan fondasi anak tersebut yang pertama adalah mengenal nilai agama dan budi pekerti. Kedua, keterampilan sosial dan bahasa. Menilik hal tersebut, Bunda Niken dalam acara tersebut mengaitkannya dengan dampak negatif perkembangan teknologi saat ini, yaitu kecanduan gadget pada anak. Beliau menjelaskan, “Sekarang adalah jaman dimana anak anak berinteraksi menggunakan gadget. Ini juga merupakan PR tersendiri untuk para pendidik dan orang tua agar keterampilan anak anak dalam bersosialisasi dan berbahasa berkembang dengan baik. Sekarang anak anak lebih senang sendirian di kamar, main gadget daripada bermain dengan teman temannya. Mungkin di kelas juga seperti itu, anak anak menjadi cepat jenuh ketika harus berhadapan dengan guru yang ada di depan kelas. Sehingga saat ini guru guru dituntut lebih kreatif dalam berkreasi.” Ketiga, matangan emosi. Keempat, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar. “Setiap anak ada masanya. Waktu kematangan anak berbeda beda, sehingga guru sebaiknya tidak men-judge anak anak bodoh atau semacamnya karena itu akan membekas sekali kepada anak,” imbau Bunda Niken. Terakhir, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri pemaknaan terhadap belajar yang positif. Mengubah mindset bahwa belajar bukan sebagai beban tapi sebagai kebutuhan.

Magelang

20 Juli 2023

Forum Group Discussion “Pendampingan Dinas Pendididkan dan Forum Komunikasi PAUD SD untuk Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *